Perkebunan menjadi salah satu sektor penting dalam perekonomian Indonesia. Namun, pengelolaannya tidak terlepas dari berbagai tantangan, salah satunya adalah gulma. Keberadaan gulma dapat menurunkan produktivitas tanaman utama karena bersaing dalam hal nutrisi, air, cahaya matahari, bahkan ruang tumbuh.
Pada perkebunan dengan luas area yang signifikan, penanganan gulma secara manual akan menghabiskan banyak waktu sekaligus biaya operasional. Oleh karena itu, penggunaan drone pertanian menjadi solusi modern yang efektif, efisien, dan ramah lingkungan.
Mengapa Gulma Menjadi Ancaman Serius?
Gulma tidak boleh dianggap sepele. Tumbuhan pengganggu ini membawa dampak negatif yang cukup signifikan terhadap produktivitas perkebunan. Beberapa permasalahan utama yang disebabkan oleh keberadaan gulma, antara lain:
- Mengurangi produktivitas tanaman utama karena nutrisi tanah terserap gulma.
- Meningkatkan biaya operasional akibat perlunya tenaga kerja tambahan untuk penyiangan manual.
- Gulma kerap berperan sebagai inang patogen berbahaya yang dapat memicu serangan hama dan penyakit pada tanaman.
- Menyulitkan perawatan tanaman, seperti pemupukan atau panen.
Gulma dapat menyebabkan kerugian besar terutama pada komoditas bernilai tinggi, seperti kelapa sawit, padi, jagung, dan tebu.
Baca Juga: Analisis Pertumbuhan Sawit via Drone Multispektral
Cara Drone Pertanian Mengatasi Gulma
Penggunaan drone dalam perkebunan terbukti memberikan hasil nyata. Berikut adalah sejumlah metode pemanfaatan drone dalam mengatasi permasalahan gulma:
Pemetaan dan Deteksi Gulma
Langkah pertama adalah dengan mengidentifikasi area yang ditumbuhi gulma. Langkah ini dapat dilakukan dengan bantuan drone multispektral. Drone jenis ini mampu mendeteksi tanda-tanda awal serangan hama, serta keberadaan gulma dengan akurasi tinggi.
Drone multispektral juga dapat menampilkan peta digital dengan titik-titik spesifik tempat gulma bertumbuh. Informasi tersebut memudahkan petani dalam membuat keputusan yang akurat, seperti menentukan lokasi yang membutuhkan penanganan lebih intensif.
Perencanaan Jalur dan Dosis Penyemprotan
Ketika area gulma sudah terdeteksi, drone secara otomatis merancang jalur penerbangan serta menyesuaikan dosis penyemprotan yang diperlukan. Perencanaan ini sangat penting agar penggunaan herbisida benar-benar efisien, tidak berlebihan, dan hanya mengenai area yang bermasalah.
Penyemprotan Herbisida Secara Efisien
Dengan rencana (plan) yang sudah ditentukan, drone akan melakukan penyemprotan herbisida menggunakan tangki dan nozel berteknologi presisi. Tekanan tinggi membuat cairan tersebar merata guna memastikan gulma terkendali dengan dosis yang tepat tanpa pemborosan bahan kimia.
Aplikasi Tepat Sasaran
Dengan bantuan GPS dan sistem navigasi pintar, drone dapat menyemprotkan herbisida secara tepat sesuai jalur yang telah ditentukan. Cara ini mengurangi risiko penyemprotan berlebih, lebih ramah lingkungan, serta melindungi tanaman utama dari paparan herbisida.
Menjangkau Area Sulit
Topografi lahan perkebunan sering kali tidak rata atau sulit dijangkau, seperti lereng bukit. Namun, hal tersebut bukan masalah. Drone dapat terbang rendah mengikuti kontur tanah sehingga herbisida tetap bisa diaplikasikan di area yang sulit dijangkau oleh tenaga manusia maupun alat konvensional.
Menghemat Waktu dan Biaya
Semua langkah di atas menghasilkan efisiensi yang sangat signifikan. Hal ini karena drone mampu melakukan penyemprotan herbisida dengan cakupan mencapai 12 hektare lahan setiap jamnya. Di mana, metode manual umumnya membutuhkan waktu berhari-hari dan tenaga kerja lebih banyak. Tentu saja, hal tersebut membuat biaya operasional menurun dan proses pengendalian gulma menjadi jauh lebih cepat.
Kesimpulan
Gulma adalah masalah klasik yang dapat menyebabkan penurunan hasil panen jika tidak segera diatasi dengan benar. Namun, kini Anda tidak perlu khawatir lagi. Drone pertanian hadir untuk mewujudkan pengendalian gulma yang lebih cepat, efisien, aman, dan ramah lingkungan.
***
Perkebunan Anda diserang gulma? Andalkan saja drone pertanian DJI Agras dari Tribuana Solusi Inovasi Teknologi (TSIT)!
Beberapa drone yang dapat dipertimbangkan meliputi DJI Agras T25, T25P, T50, dan T100 untuk kebutuhan penyemprotan herbisida maupun penebaran pupuk granular, serta Mavic 3 Multispectral yang ideal digunakan dalam pemetaan dan pemantauan kondisi lahan.
Jangan biarkan gulma mengurangi hasil panen Anda. Gunakan solusi drone DJI Agras dari TSIT sekarang juga dengan Klik di Sini!